Sang Guru [Kisah Teladan Seorang Ulama]


sd-annizam.com

Ilustrasi

Suatu kisah nyata di tahun 1831 di Al Midan, sebuah kampung besar di  Damaskus.
Di suatu pagi terdengar teriakan pengumuman bahwa Ibrhim Basya yang terkenal karena kediktatorannya (Tokoh penguasa di Syiria) akan mengunjungi Syaikh Al Halabi (Ulama di masjid Syam) yang terkenal kritis dan sederhana.

Penduduk Al midan merasa bingung dan resah , terutama di kalangan perwira militer wilayah, karena mengetahui bahwa sang sayikh orang yang zuhud dan tidak suka menghormati penguasa karena kekuasaannya, tidak mengukur manusia dari pakaian dan kekayaannya, kemuliaan seseorang menurut beliau hanya dapat di ukur dari iman dan ilmu-nya.

Hal ini menyebabkan mereka berangan-angan untuk membujuk Ibrahim Basya untuk mengurungkan niatnnya atau memohon sang syaikh untuk mengesampingkan sikap atau perkataan yang di khawatirkan menjadi selisih. Tapi keduanya merupakan hal yang tidak mungkin terjadi mengingat pamor dari masing-masing individu.

Akhirnya mereka tetap memberikan sambutan kenegaraan. Umbul-umbul dan bendera serta ucapan selamat datang mereka pajang di sepanjang jalan kota.

Tibalah hari yang di tunggu.
Ibrahim basya datang diringi rombongan pengawal dan penasihatnya. Berjalan menyusuri jalan kota hingga sampai di depan masjid dimana Syaikh Al Alhalabi berada.

Tetapi betapa terkejutnya dia ketika menjumpai spanduk di depan masjid yang berbunyi;

”Pulanglah dan pulangkan duniamu itu karena engkau masuk ke masjid ini sebagai orang yang hina dan rendah.”
“Jangan masuk masjid ini! karena ajaran tauhid dan persamaan diwariskan Rasulullah tanpa membeda-bedakan manusia, coba perhatikan adakah yang bathil itu menghapus yang hak?”

Sejenak Ibrahim Basya ragu, kemudian menyuruh pengawalnya untuk  menjauh sehingga dia sendiri yang memasuki masjid .

Di dapatinya sang syaikh lagi duduk selonjor kaki beralaskan tikar. Keduanya saling mengucap salam.

Kemudian sang Sayikh berujar :

“Dan seorang yang takut kepada Allah dengan jujur ia akan di segani siapa saja dengan jujur dan siapa saja yang melihat sesuatu lebih besar dari pada Allah swt maka ia akan di hinakan Allah swt.”
“Allahu Akbar”.

Kalimat ini mengandung rahasia Illahi. Kebanyakan muslim tidak mengucapkannya dengan memahami maknanya secara mendalam.
Allah tidak membutukan seluruh alam untuk mengucapkannya tetapi jika seorang muslim memahami dan mengamalkannya, maka di tidak akan mengenal rendah diri, takut, ataupun malas.

Seseorang disudut masjid yang sedang berhalaqah berbisik kepada rekannya, Habislah riwayat saikh Al Halabi. apakah sang syaikh nanti tidak akan di bunuh?

Sang syaik mempersilahkannya duduk tetapi Ibrahim Basya tetap berdiri dengan sombong dihadapan sang syaikh.

Rombongannya perlahan beringsut memasuki masjid dan dengan duduk takzimnya. Ibrahim Basya melihat rombongannya dan menunggu berharap agar rombongannya segera berdiri siap dan patuh di sisi-sisinya seperti lazimnya terjadi.

Ia tidak tahu bahwa pengikutnya tidak biasa berdiri dihadapan pemimpinnya dan tidak tahu jika sang syaikh dengan auranya telah menghipnotis hadirin sekalian dalam masjid tersebut.

Ibrahim Basya membayangkan bahwa apa sekiranya yang dimiliki orang tua kurus berjanggut tipis dengan jubah lusuh tersebut di bandingkan dengan kekayaan dan kekuasannya. Ia yakin bahwa ia sanggup dengan kekuasannya untuk menghunuskan pedang bahkan memerintahkan prajuritnya untuk segera menyeret sayikh untuk di permalukan di hadapan khalayak.

Ia menatap sang sayikh dengan perasaan marahnya.  Pemandang, sang syaikh duduk dengan membujurkan kakinya sangat mengganggu pemandangannya. Ia menganggap sikap sang syaikh telah melecehkannya.

Meletuslah bom yang selama ini di khawatirkan khalayak. Syaikh Al Halabi berkata;

“Dianatara kekuasaan Allah adalah Dia menciptakan manusia seperti hewan tetapi Allah juga menempatkan sifat malaikat dan setan didalamnya".

"Barang siapa yang ambisinya pada makanan dan nafsu meskipun dengan cara halal tetapi tidak memperhatikan yang lain maka dia tidak ubahnya hewan".

Barang siapa ambisinya hanya pada kekuasaan dan kesenangan belaka tidak peduli terhadap hala haramnya dan baik buruknya maka ia tak lebih dari setan.

Barang siapa yang ambisi hidupnya hanya untuk bertafakur mengkaji kekuasaan Allah dan beribadah kepada Allah swt untuk mencari kesempurnaan hakiki.maka jika ia berbuat salah atau bersikap seperti hewan seandainya khilaf maka jiwa malaikat yang ada dalam dirinyalah yang akan menggiring dan menasehati dirinya untuk bertaubah. Bukan dirimu!”

sebagaimana kata pujangga

‘Jiwa tak akan berhenti dari kesesatan, selama ia tidak memiliki penangkalnya.’

Salah seorang yang sudah lama berada dalam masjid bertanya
“ya Syaikh bagaimana jika hati itu sudah terlanjur keras? Apa obatnya?”

Syaikh Al Halabi menambahkan;
“Sesungguhnya setan itu merasa dirinya sempurna, hendaklah kamu merasa kurang sempurna. Ingatkanlah dirimu dengan kekurangan, diwaktu sehat dengan sakit di waktu hidup dengan kematian.

“Aku ingat,  guru-ku, jika sudah mulai mengeras hatinya akan sesuatu maka ia akan berkunjung ke tempat orang sakit atau ke kuburan atau makam para aulia. Ia ingatkan dirinya dengan sakit dan kematian.”
“Seorang mukmin akan tetap baik jika masih memiliki rasa takut dan harap, jika tidak, maka celakalah dia.”

Syaikh Alhalabi dengan tenang melanjutkan bicara
“Seseorang akan mendekatkan tangannya ke api lampu minyak dan berkata ’wahai nafsu jika kamu tidak tahan panas api ini bagaimana kamu tahan dengan panas api neraka kelak?’
Sesungguhnya kekuasaan itu memabukkan jadi barangsiapa dimabukkan oleh kekuasaannya ingatlah kehinaannya di sisi Allah dan  Alah telah membinasakan raja Namrud dengan hanya mahluk lemah/kecil, Nyamuk.”

Wahai yang baerasal dari tanah ingatlah bahwa diri kalian akhirnya akan kembali menjadi tanah juga.

Ibrahim Basya diam mematung. Ia meggeliatkan badan dan mengerjap-kerjapkan matanya seraya menarik nafas dalam-dalam. Di hampirinya sang syaikh kemudian duduk bersimpuh dihadapannya dan melihat dirinya lebih rendah dari semua khalayak sekitarnya. Ia tidak merasa risih lagi dengan kaki syaikh yang membujur , bahkan ia merasa ia tengah tenggelam di tengah samudera dan menemukan sebuah kapal yang akan menyelamatkannya.

Beberapa hari kemudia setelah kepergiannya Ibrahim Basya mengirimkan beberapa haadiah untuk sang syaikh.

Ketika utusan Ibrahim Basya itu menyerahkan amanah untuk sang syaikh,

Syaikh tersebut menolaknya seraya berkata:
“Sampaikan salamku kepada tuan-mu bahwa orang yang menngulurkan kakinya dimasjid tempo hari tidak akan mengulurkan tangannya……!”
(tidak mau mengulurkan tangan menerima harta dunia).*

*Min al Tarikh Al Islami (1939)  Syaikh Ali Ath Thonthowi
rabithah-pkl.net

0 komentar:

.




VISI - MISI SEKOLAH

VISI

"Berupaya Menjadikan SD Islam An-Nizam Sebagai SD Berkualitas yang Unggul Dalam Ilmu Pengetahuan dan Akhlaq Islami".

MISI

1. Memberikan pelatihan dan studi banding bagi guru dalam rangka meningkatkan mutu pengajaran.

2. Menjalin hubungan kerja sama dengan Masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah.

3. Menegakkan disiplin kerja dan disiplin belajar di lingkungan sekolah dengan sepenuh hati.

4. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan prestasi Murid, Guru, dan Sekolah.

______________________________

YAYASAN PERGURUAN ISLAM AN-NIZAM MEDAN

Jalan Tuba II/Perjuangan No. 62
Medan Denai - 20226


Telp. (061) 7341542 - Fax. (061) 7350605
Contac Person >> 0822 7373 8465 atau 0812 6517 5930
Facebook >> annizams@gmail.com
Twitter >> @sd_annizam